Senin, 28 Juli 2014

Relawan Salatiga Dapat Apresiasi Setelah Bantu Mengatur Arus Mudik

SALATIGA-Tim relawan dan kalangan masyarakat membantu petugas Kepolisian Resort Salatiga mendapat sambutan positif dari para pemudik.  Tim relawan dibantu organisasi lain seperti PMI,RAPI,KRI Kota salatiga.

Koordinator relawan Pujo Santoso, atau yang akrab di panggil Pujo Omponk trc Minggu malam ( 27/7) pukul 00.00 WIB, mengatakan, Aksi sosial yang tergabung dari beberapa tim relawan yakni dari RAPI,PMI dan KRI kota salatiga selalu berjalan beriringan dalam menggelar kegiatan sosial dan kemanusiaan di kota salatiga.

"Kami selalu berjalan beriringan dalam melakukan aksi sosial kemanusian ini, aksi sosial ini kami lakukan dengan penuh ke ikhlasan dan tanpa pamrih sebagai bentuk kepedulian kami terhadap masyarakat," Ungkap Pujo Omponk.

Selain itu tim Biker salatiga yg di komando oleh Bagas, juga selalu exis dalam mengikuti kegiatan social yg diselenggarakan PMI,KRI dan RAPI. "Saya sangat bangga dengan tingginya rasa kepedulian teman teman biker yang selalu dengan semangat dan exis dalam melakukan aksi sosial membantu masyarakat," ujar Tri , Kepala PMI Salatiga.

Salah salah seorang pemudik dari solo yang saat melintas di JLS mengalami ban bocor mengacungkan jempol terhadap para relawan yang dengan cepat membantu.

"Saya sangat salut dengan para relawan,kiranya hal ini perlu dicontoh, para relawan dengan ikhlas dalam melakukan aksi sosial membantu masyarakat, walau tanpa di gaji dan tidak meminta upah/bayaran saat melakukan aksi sosialnya," ungkapnya.

Salah seorang relawan KRI Salatiga, Gogon menambahkan, Jelang lebaran ini dirinya beserta para relawan selalu stay di Posko untuk membantu masyarakat.

"Saya dan teman teman relawan selalu stay di posko, bahkan sudah 4 hari ini saya dan teman teman tidak pulang,  namun kami sangat bangga bisa membantu masyarakat dengan tanpa pamrih, aksi sosial ini akan terus kami lakukan demi mewujudkan rasa kemanusian di Negeri ini khususnya di kota Salatiga," tambahnya.

Sala3Notalgia/Dian


Jumat, 25 Juli 2014

Ini Mencoreng Nama Salatiga : Kasus Korupsi Stadion Kridanggo Diusut


SALATIGA-Kita sangat menyayangkan sejumlah kasus korupsi makin marak di Salatiga. Setelah beberapa waktu lalu kasus korupsi Jalan Lingkar Selatan (JLS) bergema, kini kasus lain yakni korupsi stadion Kridanggo kembali terbongkar. 

Dua terdakwa korupsi Stadion Kridanggo Salatiga, Agus Yuniarto dan  Joni Setiabudi, akan segera duduk di kursi pesakitan Pengadilan Tipikor Semarang. Ini dipastikan, setelah Kejari Salatiga melimpahkan berkas perkara keduanya ke pengadilan.

"Berkas berpakaranya sudah diterima pengadilan, Senin kemarin," kata Humas Pengadilan Tipikor Semarang, Gatot Susanto, Jumat (25/5).

Disampaikan, berkas keduanya diterima terpisah. Untuk Joni Setiabudi berkas perkaranya bernomor 76/Pid.Sus/PN.Tipikor.Smg/2014, sementara untuk Agus Yuniarto 77/Pid.Sus/PN.Tipikor.Smg/2014.
"Pengadilan juga sudah menetapkan majelis hakim untuk keduanya, tinggal menunggu jadwal sidang," sambung dia.

Dalam perkara dugaan korupsi pembangunan Stadion Kridanggo Salatiga, penyidik Kejati Jateng menetapkan dua orang tersangka. Mereka, rekanan atau pihak ketiga yang juga pemilik PT. Tegar Arta Kencana, Agus Yuniarto, dan mantan Bendahara KONI Salatiga, Joni Setiabudi.

Anggaran pembangunan dalam proyek ini sebesar Rp 3,94 miliar, yang berasal dari Kementerian Pemuda dan Olahraga. Pengerjaan proyek tersebut diketahui tidak sesuai perjanjian dan acuan teknis. Selain itu, terdapat beberapa jenis pekerjaan yang tidak digarap rekanan, sehingga mengakibatkan kerugian negara sekitar Rp 700 juta. (*)

Sala3Nostalgia/Dian

Waspada Jalur Bawen Salatiga Ada Penyempitan


SALATIGA-Pengemudi harap berhati-hati melintasi jalur Bawen-Salatiga, karena ada beberapa titik penyempitan. Jalan lingkar selatan Kota Salatiga bisa menjadi pilihan melintas. Selain itu  waspadai antrean kendaraan memanjang di lampu merah perempatan arah Kopeng.

Pada jalur tersebut, sejumlah posko mudik terdapat di beberapa titik. Baik posko mudik bantuan maupun posko keamanan. Posko pengamanan TNI-Polri bisa ditemui di tepat setelah pintu keluar tol Bawen.Sejumlah pengguna jalan tampak memadati SPBU Tuntang untuk beristirahat.

Sala3Nostalgia/Dian

Kamis, 24 Juli 2014

Menelusuri Jejak Makam Misterius Desa Sugihwaras Salatiga

Kewingitan Gumuk Jimbrek, Salatiga sampai sekarang masih cukup diakui. Terutama bagi kalangan spiritualis dan ahli laku spiritual. Karenanya di tempat ini masih diyakini punya yoni untuk ritual khusus seperti ngalab berkah.

Salah satu mitos yang masih dipatuhi masyarakat, bahwa gumuk angker ini adalah tempat wahana mistik menaikan pangkat para pejabat. Benarkah? Keberadaan gumuk yang berada di Desa Sugihwaras, Salatiga ini sangat terkait dengan mitos dan kepahlawanan Pangeran Diponegoro.

Disebut Gumuk, berarti gudukan tanah tinggi menyerupai bukit kecil. Sedangkan jimbrek, diidentikan dengan jembeg yang berarti becek dan kotor. Namun, pengertian ini lebih mendekati nuansa mistis sehingga kata lain disebut artian gumuk angker.

Cerita Gumuk Jimbreg, memang cukup menggiriskan warga sekitarnya. Betapa tidak ! mereka banyak yang percaya bahwa di lahan ini merupakan sarangnya bangsa dedemit. Hingga suatu waktu muncul siluman ular dan bangsa lelembut lainnya.

Karena situasi wingit inilah beberapa warga petani yang berada di sekitar gumuk mengaku selalu dicekam rasa ketakutan, was-was, bahwa setiap kali kambingnya tiba-tiba lenyap bila masuk di areal ini.

Mitos kewingitan ini terkait dengan sebuah cerita rakyat yang berkembang di masyarakat Salatiga, diawali oleh keberadaan seorang tokoh yang bernama Ki Ajar Sampoerna. Namun menurut Eyang Karto, 65 tahun, juru kunci gumuk jimbrek, Ki Ajar adalah salah satu guru spiritual Bung Karno.

Namun, versi lain ada yang menyebut tokoh ini adalah salah satu prajurit panglima perang Pangeran Diponegoro. Betulkah demikian? Dikisahkan pada perang sakral (1835-1836) itu terjadi di wilayah Jateng secara keseluruhan.


Pengeran Diponegoro menerapkan siasat bergerilya sehingga Belanda dibuat kocar-kacir. Hingga siasat licik Kapten Tack akhirnya berhasil menawan beliau dan dibuangnya dalam pengasingan.

Dan, mitos kekeramatan gumuk ini sampai sekarang masih sangat dipercayai oleh peziarah. Bahkan, ada semacam kepercayaan bahwah banyak yang nyadran di makam ini berhasil mencapai apa yang dimohonkan. Eyang Karto sendiri menegaskan jika keberhasilan para peziarah itu sudah tidak terhitung lagi.

Buktinya diantara peziarah banyak yang kembali untuk menggelar selamatan berupa menyembelih kambing di makam ini. Puncaknya, pada saat haul yang diadakan pada malam Suroan. “Peziarah yang berhasil akan datang ke tempat ini kembali sebagai tanda bahwa nadarnya telah terkabul,” kata Eyang Karto.

Bapak tua yang satu keluarganya hidup diabdikan untuk merawat wasilah ini menyebutkan jika tujuan para peziarah ini sangat beragam. Ada yang hanya lelaku batin artinya cuma mencari solusi berupa ketenangan baru, untuk penyembuhan penyakit, laku spiritual sebagai tuntutan seorang musyafir.

Namun, ada juga yang meminta agar diberi kesuksesan dalam berkerja, disayang atasan, dan cepat naik pangkat dalam meniti karirnya.Namun, umumnya para pelaku spiritual mempercayai bawha makam ini khusus untuk berburu berkah bagi calon pejabat dan pengusaha.

“Para peziarah yang lelaku di sini syaratnya cuma sederhana saja. Cukup membawa kembang telon dan dupa. Biasanya mereka ini puasa minimal sehari semalam. Sambil berdoa di makam sesuai dengan maksud dan tujuannya,” ujarnya.

Ritual ini dipercayai sebagai bentuk komunikasi gaib pelaku pada penghuni makam. “Maka lewat kemapunya ilmu himah Ki Ajar dan Eyang Diponegioro dan Bung Karno mudah-mudahan berkah itu bisa terkabulkan,” tambahnya Eyang Karto.

Sala3Nostlagia

Wah, Tiga Titik Jalan di Salatiga ini Rawan Kecelakaan


SALATIGA – Bagi para pemudik yang ingin kembali ke kampung halaman Salatiga atau yang melalui jalur salatiga dari berbagai daerah sebaiknya hati-hati. Ada tiga titik jalan yang paling rawan kecelakaan di Salatiga, Jawa Tengah. 

Kasatlantas Polres Salatiga, AKP Faturrahman menjelaskan, ketiga titik lokasi rawan kemacetan tersebut adalah di titik pintu masuk keluar JLS-Glotongan, pintu JLS- Cebongan dan pusat perbelanjaan di sekitar Jalan Jenderal Sudirman.

Menurut Faturrahman. daerah tersebut rawan karena pada malam hari di JLS  minim lampu penerang jalan.“Sebagai antisipasi, kami sudah menyiagakan personel di tiga lokasi rawan tersebut,” katanya, Jumat (25/7).

Para pemudik diminta mewaspadai tiga titik rawan kemacetan dan satu titik lokasi rawan terjadinya kecelakaan di Jalur Lintas Salatiga (JLS), Jawa Tengah. Sejumlah antisipasi sudah dilakukan agar pemudik tetap nyaman melintas di jalur tersebut.

Selain itu, kata Faturrahman yang harus diwaspadai pemudik di sepanjang JLS adalah di turunan lampu merah Umbulrejo yang merupakan salah satu titik lokasi rawan kecelakaan. Untuk mengantisipasi pihaknya akan menambah rambu dan penerang jalan.


Sala3nostalgia/Dian

Selamat Mudik: Jalur Salatiga diperkirakan Padat Hari ini



 SALATIGA-Jalur Salatiga dari Semarang menuju Solo melalui Jalan Lingkar Selatan (JLS), diperkirakan padat pada hari ini Jumat (25/7) ini. Pasalnya, jembatan Comal di Pemalang Jawa Tengah telah diperbaiki.  

Menurut Petugas Satlantas Polres Salatiga, Ipda Hery, arus kendaraan telah padat kembali sejak Kamis (24/7). Ini artinya, mulai hari berikutnya volume kendaraan akan terus meningkat.

“Volume kendaraan akan cukup padat. Hari ini jembatah Comal sudah selesai diperbaiki dan sudah dibuka. Jadi kemungkinan arus kendaraan akan semakin padat dari arah Semarang ke arah Solo yang akan melalui Kota Salatiga,” pungkas Hery.

Menurut pengamatan Sala3Nostalgia, sejak kamis sore kemarin di pos pemantauan mudik Blotongan, kepadatan arus lalu lintas didominasi dari arah Semarang menuju Solo, sedang dari arah sebaliknya relatif sepi.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, memasuki H-4 Lebaran, volume kendaraan dari arah Semarang menuju Solo yang melintas di Jalan lingkar Selatan (JLS) Salatiga mulai menunjukkan peningkatan.

Tidak hanya kendaraan berat seperti bus dan truk besar,  kendaraan pribadi baik kendaraan roda empat dan roda dua juga sudah banyak yang melintas jalan raya Semarang – Salatiga via JLS menuju arah Solo.


Sala3Nostalgia/Dian


Wasiat "Srir Astu Swasti Prajabyah" yang Mengagumkan


Ada beberapa sumber yang dijadikan dasar untuk mengungkapkan asal-usul Salatiga, yaitu yang berasal dari cerita rakyat, prasasti, maupun penelitian dan kajian yang cukup detail. Dari beberapa sumber tersebut Prasasti Plumpungan-lah yang dijadikan dasar asal-usul Kota Salatiga.

Berdasarkan prasasti ini Hari Jadi Kota Salatiga dibakukan, yakni tanggal 24 Juli tahun 750 Masehi ditetapkan dengan Peraturan Daerah Tingkat II Nomor 15 Tahun 1995 Tentang Hari Jadi Kota Salatiga.

Prasasti Plumpungan Cikal bakal lahirnya Salatiga tertulis dalam batu besar berjenis andesit berukuran panjang 170cm, lebar 160cm dengan garis lingkar 5 meter yang selanjutnya disebut prasasti Plumpungan.

Berdasarkan Prasasti yang berada di Dukuh Plumpungan, Kelurahan Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo itu, maka Salatiga sudah ada sejak tahun 750 Masehi, yang ada pada saat itu merupakan wilayah Perdikan. Sejarahwan yang sekaligus ahli Epigraf Dr. J. G. de Casparis mengalihkan tulisan tersebut secara lengkap yang selanjutnya disempurnakan oleh Prof. Dr. R. Ng Poerbatjaraka.

Prasasti Plumpungan berisi ketetapan hukum tentang status tanah perdikan atau swatantra bagi suatu daerah yang ketika itu bernama Hampra, yanng kini bernama Salatiga. Pemberian perdikan tersebut merupakan hal yang istimewa pada masa itu oleh seorang raja dan tidak setiap daerah kekuasaan bisa dijadikan daerah Perdikan.

Perdikan berarti suatu daerah dalam kerajaan tertentu yang dibebaskan dari segala kewajiban pembayaran pajak atau upeti karena memiliki kekhususan tertentu. Dasar pemberian daerah perdikan itu diberikan kepada desa atau daerah yang benar-benar berjasa kepada seorang raja.

Prasasti yang diperkirakan dibuat pada Jumat, 24 Juli tahun 750 Masehi itu, ditulis oleh seorang Citraleka, yang sekarang dikenal dengan sebutan penulis atau pujangga, dibantu oleh sejumlah pendeta atau resi dan ditulis dalam bahasa jawa kuno: "Srir Astu Swasti Prajabyah" yang berarti "Semoga Bahagia, Selamatlah Rakyat Sekalian".

Sejarahwan memperkirakan, bahwa masyarakat Hampra telah berjasa kepada Raja Bhanu yang merupakan seorang raja besar dan sangat memperhatikan rakyatnya, yang memiliki daerah kekuasaan meliputi sekitar Salatiga, Kabupaten Semarang, Ambarawa, dan Kabupaten Boyolali.

Penetapan di dalam prasasti itu merupakan titik tolak berdirinya daerah Hampra secara resmi sebagai daerah Perdikan dan dicatat dalam prasasti Plumpungan. Atas dasar catatan prasasti itulah dan dikuatkan dengan Perda No. 15 tahun 1995 maka ditetapkan Hari Jadi Kota Salatiga jatuh pada tanggal 24 Juli.

Sala3Nostalgia/Dian

Senin, 14 Juli 2014

Mahasiswa STAIN Salatiga Galang Dana Untuk Palestina

SALATIGA Aksi Solidaritas penggalangan dana untuk Gaza yang bertajuk ‘Pundi Amal Ramadhan Peduli Gaza’ diselenggarakan oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada hari ini, Senin (14/7). Acara galang dana tersebut di selenggarakan oleh para mahasiswa Program Study Hukum Ekonomi Syariah (HES). Aksi ini bertujuan untuk mengumpulkan donasi kemanusiaan bagi masyarakat Gazza, Palestina yang sedang mendapat serangan dari Israel.

“Kami berniat untuk meringankan beban saudara yang ada di Gaza. Dengan terkumpulnya dana ini, semoga dapat membantu masyarakat Gazza untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti makan, minum. Karena di Gazza kemungkinan akses jalan dan pasar terhambat, jadi harga menjadi lebih mahal”. Tutur Isti, Mahasiswi HES angkatan 2012 yang juga mengikuti Aksi ‘Pundi Amal Ramadhan Peduli Gaza’.

Aksi Galang dana ini rencananya akan dilakukan selama empat hari kedepan. Terpusat di berbagai titik di kota Salatiga. Antara lain Bundaran Pancasila, Bundaran Ramayana, Perempatan Jetis, Perempatan Ring Road Pulutan, Kampus Universitas Kristen Satya Wacana, STAIN Salatiga, Pasaraya, dll. Sasarannya pun tak hanya mahasiswa, melainkan segenap masyarakat secara luas.

Terdapat 31 relawan yang tergabung dalam acara ini. Kesemuanya adalah mahasiswa angkatan 2012 Progdi HES fakultas Syariah STAIN Salatiga. Tetapi nantinya akan bergabung pula angkatan 2013 dan beberapa mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana.

Donasi yang sudah terkumpul rencananya akan disumbangkan melalui pundi amal Koperasi Mahasiswa STAIN Salatiga. Agar dapat tersalurkan secara kolektif dengan kegiatan lain yang mengumpulkan donasi bagi masyarakat Gazza, Palestina.


Sala3Nostalgia/Dian/Jurnal Warga

Warga Salatiga Ini Jadi Korban Invetasi Batik


 SALATIGA-Bergabung sejak tahun 2013, Eko mengaku tertarik ikut dalam bisnis yang dijalankan oleh guru SD di Ngemplak Simongan itu lantaran ditawari keuntungan tujuh persen setiap bulannya. Selain itu, Arista juga meyakinkan setelah memaparkan bisnis tersebut berlandaskan Surat Perintah Kerja (SPK) dari Dinas Pendidikan Kota Semarang.

"Ada SPKnya juga, makanya saya percaya," ujar Eko.  Seperti korban korban lainnya, Eko akhirnya termakan bujuk rayu dari Arista untuk menginvestasikan uangnya senilai Rp 100 juta.

Beberapa bulan kemudian, Eko bisa menikmati hasil tujuh persen dari nilai investasi yang dijanjikan. Namun sayang, semua itu akhirnya berhenti. Hasil yang dijanjikan tidak lagi diberikan. Merasa ada yang janggal, Eko berusaha menanyakan perihal hasil yang sudah tidak dibagikan kepada Arista. Bukannya penjelasan yang didapat, justru Arista berusaha menghindar ketika ditanyakan hal itu. "Bahkan modal saya tidak kembali," katanya.

Korban penipuan investasi batik yang dilakukan oleh Arista Kurniasari satu persatu bermunculan. Seorang warga Ngentak Sari, Kutowinangun, Salatiga bernama Eko Pudjiastowo (55) melapor ke Polrestabes Semarang setelah uang Rp 100 juta miliknya tak dikembalikan oleh Arista.

Sala3Nostalgia/Dian/TRBN

Tradisi Makan Ambeng Pondok Pesantren Salatiga




SALATIGA-Setiap bulan Ramadan jelang buka puasa, kesibukan para santri di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin, Salatiga, Jawa Tengah, tampak ramai.

Setelah selesai mengaji bersama, para santri berbondong-bondong menuju rumah warga untuk mengambil makanan berbuka puasa yang telah disediakan di dalam ambeng.

Setiap pagi, para santri membagikan ambeng atau tampah tempat makanan ke rumah warga. Pada sore harinya, para santri mengambil kembali ambeng yang telah diisi berbagai makanan oleh warga. Warga sekitar secara ikhlas memberikan menu buka puasa secara bergantian.

Saat azan magrib, para santri pun berbuka bersama dengan makan dalam 1 ambeng. Biasanya 1 ambeng dimakan hingga 8 orang. Meski memakannya dengan cara dipuluk atau menggunakan jari tangan tanpa sendok, para santri begitu menikmati menu buka dari warga.

Bagi warga sekitar, menyediakan menu buka puasa untuk para santri merupakan tradisi setiap bulan Ramadan. Hal itu juga dilakukan sebagai bagian dari ibadah di bulan Ramadan, yakni memberikan makanan bagi orang lain untuk berbuka puasa.

Sala3Nostalgia/Dian/L6

Perhitungan Resmi KPU, Jokowi-JK Raih 64% Suara di Salatiga

SALATIGA-Penghitungan suara Pilpres di Salatiga telah menyelesaikan hitungan di tingkat PPK (Kecamatan) kemarin. Dari seluruh empat kecamatan yang ada, suara capres Jokowi-JK mendominasi dengan raihan 68.664 (64 persen) suara sedangkan suara sisanya diraih Prabowo-Hatta yaitu 38.628 (36 persen).

Divisi penghitungan Suara KPU Salatiga, Dayusman Junus mengatakan, proses penghitungan di tingkat PPK ini berjalan lancar tanpa ada keberatan dari para saksi. Selanjutnya penghitungan di tingkat KPU Kota Salatiga akan digelar 16 Juli.

"Tidak ada kendala berarti dalam penghitungan suara setidaknya hingga tingkat PPK. Kita masih menunggu penghitungan tingkat KPU Salatiga dan semoga lancar-lansar saja," katanya.

Dayusman menyebut, ada sedikit persoalan namun bisa teratasi seperti tertukarnya DPT di sebuah TPS di Sidorejo Kidul. Persoalannya, pemilih hanya menujukkan KTP tetapi dimasukkan ke daftar pemilih tambahan. Padahal yang bersangkutan sudah terdaftar di DPT tersebut.

"Sudah diselesaikan di tingkat PPK. Intinya masalah hasil, semua saksi tidak mempermasalahkan," katanya.

Mantan aktivis LSM Percik ini mengatakan, meski pemenangnya di Salatiga sudah diketahui, tetapi pihaknya mengimbau masyarakat pendukung capres untuk bisa menahan diri. Sebab, kemenangan akan ditentukan KPU Pusat pada 22 Juli. Suara-suara dari TPS akan dikumpulkan secara nasional dan dijumlah dengan peraih suara terbanyak akan memenangi Pilpres.

"Kami belum tahu siapa pemenangnya. Kita tunggu saja dan jangan berpatokan pada hitung cepat (quick count). Terpenting masyarakat bersabar," katanya.

Kalah

Ketua DPD Gerindra Salatiga, Dyah Sunarsasi mengakui calon yang didukung yaitu Prabowo-Hatta kalah di Salatiga. Tetapi dia enggan berbicara secara nasional karena proses perhitungan masih berlangsung.

"Kenyataanya di Salatiga memang seperti itu. Kita terima saja dan legawa. Tetapi kalau secara nasional kita tunggu saja," katanya.

Sementara itu Sekretaris DPC PDIP Salatiga Dance Iskak Palit mengaku puas atas hitungan di tingkat PPK. Pasalnya data yang dikumpulkan dari para saksinya di TPS ternyata tidak berubah ketika sampai di PPK. Pihaknya akan terus mengawal hingga ke KPU.

"Tidak ada persoalan perhitungan di tingkat PPK. Semua berjalan lancar. Data kami sesuai dengan hasil di PPK," katanya.

Link : http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2014/07/14/267300/Perhitungan-Kecamatan-Selesai-Jokowi-JK-Raih-64-Persen
(Dian/SM)

Waspada Makanan dan Minuman Kadaluarsa Beredar di Salatiga !

SALATIGA-Harap bagi para warga Salatiga yang ingin berbelanja makanan dan minuman untuk Lebaran nanti  mengecek tanggal kadaluarsa setiap makanan. Pasalnya, tim gabungan Pemerintah Kota (Pemkot) menemukan makanan dan minuman yang sudah tidak layak konsumsi.

Tim gabungan ini terdiri dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga menemukan makanan yang kadaluarsa. Makanan dan minuman tersebut yakni teh celup, pasta gigi, pemanis buatan, soft drink dan lainnya.  

Kegiatan yang dikomandani oeh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) ini, akan terus menggelar razia mulai hari ini hingga Jumat (18/7). Sasaran razia adalah warung makan, kios, pasar tradisional hingga swalayan.

"Kami akan memusnahkan makanan-makanan kadaluarsa tersebut," ungkap Kepala Satpol PP Kota Salatiga, Kusumo Aji.

Ia mengatakan, para pelanggar akan diberikan sanksi peringatan dan pembinaan agar tidak menjual barang-barang tersebut. Ia berharap agar konsumen Salatiga tetap waspada sebelum membeli barang untuk kebutuhan Lebaran.






Minggu, 13 Juli 2014

Mantan Walikota Salatiga 1981-1986 Meninggal Dunia


SALATIGA-Kabar duka datang dari Mantan Walikota Salatiga periode 1981-1986, Djoko Santoso. Djoko dikabarkan meninggal pada Jumat (11/7) malam di Solo dan telah dimakamkan di pemakaman setempat pada Sabtu (12/7) pukul 15.00 WIB.

Semasa menjabat sebagai Walikota, Djoko Santoso mengukir sejarah sebagai salah satu pendiri Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Akademi Manajemen Akuntansi (AMA) Salatiga. Selain itu, beliau juga tercatat sebagai Walikota yang meresmikan berdirinya tugu Kaloka.

Sala3Nostalgia turut berduka cita atas meninggalnya Djoko Santoso, semoga amal ibadah beliau diterima di sisiNya.

(Dian/JWarga)

Rabu, 09 Juli 2014

Salatiga punya posko pengaduan THR

SLATIGA.Kepala Dinsosnaker Kota Salatiga, Sri Djoko Nurhadi menegaskan pihaknya tidak akan memberikan toleransi kepada perusahaan yang tidak memberikan tunjangan hari raya (THR) kepada karyawannya.

Sebagai bentuk keseriusan, pihaknya akan membuka posko pengaduan di Kantor Disnakertrans. "Posko pengaduan ini kami buka seminggu sebelum Lebaran hingga batas waktu yang belum ditentukan," kata Djoko.

Posko ini dibuka untuk menampung dan menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi para pekerja terkait pembayaran THR oleh perusahaan. Salah satunya pemberian THR yang tidak sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

Segala macam pengaduan yang masuk, lanjut Djoko, akan langsung ditindaklanjuti sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan. Pihaknya saat ini juga telah membuat surat edaran kepada seluruh perusahaan untuk memberikan THR sesuai peraturan dan mematuhi segala ketentuan.

"Jika terbukti ada perusahaan yang melakukan pelanggaran, akan kami tindak tegas. Sebab, THR merupakan hak karyawan selama masa kerja yang harus dilaksanakan oleh perusahaan," imbuhnya.

Berdasarkan data yang ada, di Salatiga saat ini tercatat ada 20 perusahaan berskala besar yang dinilai rawan melakukan pelanggaran dalam memberikan tunjangan hari raya (THR). Terhadap perusahaan-perusahaan tersebut, Dinsosnakertrans selaku instansi yang berwenang mengurusi permasalahan tenaga kerja telah melakukan sosialisasi dan pembinaan.

Sesuai peraturan, besaran THR adalah satu kali gaji bagi pekerja yang telah bekerja minimal satu tahun. Sementara bagi yang bekerja kurang dari satu tahun atau minimal tiga bulan, maka perhitunganya adalah, THR diberikan tetap secara profesional, yaitu masa kerja dibagi 12 kemudian dikalikan satu kali gaji.

Terkait waktu pemberian THR, merujuk peraturan diberikan H-7 Lebaran. Namun demikian, pihaknya memberikan toleransi jika ada kesepakatan antara pihak perusahaan dan serikat pekerja untuk menentukan waktu pemberian THR. Artinya, THR bisa saja dicairkan H-3 atau H-2 Lebaran.

Dian/Sala3Nostalgia/SM)

Selasa, 08 Juli 2014

Jelang Lebaran, Rental Mobil Salatiga Mulai Penuh

SALATIGA.Para pengusaha rental mobil di Salatiga, dalam liburan sekolah dan menjelang lebaran 2014 ini mengaku panen konsumen atau penyewa. Dengan kata lain, mereka kebanjiran order sewa mobilnya. Bahkan, sejumlah rental mobil sudah mulai menolak penyewa mobil untuk lebaran mendatang. Pasalnya, sejal pertengahan Juni kemarin, banyak konsumen yang telah membokking mobil yang direntalkan itu.

Hariadi (46) salah seorang pemilik usaha rental mobil di Tingkir, Salatiga mengaku, dirinya sudah menolak pemesan rental mobilnya untuk digunakan pada lebaran mendatang. Meski hanya memiliki lima mobil, namun yang memesannya melimpah. Akhirnya, menyewa ke rental yang lain demi pelayanan kepada pelanggannya.

“Saya hanya punya lima mobil dan untuk disewa lebaran mendatang sudah saya tutup. Namun, saya tetap melayaninya dengan kerjasama dengan pengusaha rental yang lain di Salatiga ini. Untuk lebaran mendatang sewa mobil di Salatiga berkisar antara Rp 300.000 – Rp 500.000 per hari per mobil. Itu semua tergantung tujuannya juga,” terang Hariadi, Minggu (6/7).

Hal senada diungkapkan Budi Purnomo (53) warga Sidomukti, Salatiga. Dikatakan, bahwa dirinya yang mengurusi 10 mobil rental ini, sampai sekarang hanya tinggal dua mobil yang belum dipesan konsumen. Delapan mobilnya sudah dipesan sejak pertengahan Juni lalu untuk disewa ke Surabaya, Malang, Wonogiri maupun Pekalongan.

“Dirinya mematok harga tidak terlalu tinggi, namun tetap sesuai dengan sewa mobil di usaha rental yang lain di Salatiga ini. Masalahnya, jika harga rental dibawah yang lain ataupun diatas yang lain, kita sendiri yang akan rugi karena dimusuhi usaha rental lain,” kata Budi.

Ditambahkan, rata-rata para pengusaha rental mobil, menjelang puasa ini lebih hati-hati dan penuh waspada. Mobil akan dilepas, jika penyewanya sudah dikenal betul dan lebih baik telah langganan menjadi penyewanya. Jika, penyewa baru maka akan sulit dilepaskan meski membayar sewa didepan.

(Dian/HR7)

Senin, 07 Juli 2014

Kubu Jokowi dan Prabowo Salatiga Teken Kesepakatan Pilpres Damai



SALATIGA.Penandatanganan tersebut disaksikan oleh Sekda Agus Rudianto, Kapolres AKBP Dwi Tunggal Jaladri dan Ketua KPU Kota Salatiga Putnawati serta sejumlah perwakilan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Salatiga.

Hadir mewakili Wali Kota, Sekda Agus Rudianto berharap seluruh pihak menjaga agar pelaksanaan pilpres berjalan lancar dan aman. Penandatangan ikrar kesepakatan damai yang baru saja dilakukan merupakan satu dari sejumlah upaya yang dapat dilakukan.

Secara prinsip kami sangat mendukung penadatangan kesepakatan ini. Semoga dapat menjadi rambu-rambu bagi semua pihak,” kata Agus.

Dalam kesempatan tersebut, dia juga memastikan kenetralan PNS di lingkungan Pemkot Salatiga dalam pilpres mendatang. “Jika ada PNS yang terbukti terlibat dalam kegiatan politik praktis akan ada sanksi,” tegasnya.

Apresiasi

Ketua tim sukses Prabowo-Hatta Kota Salatiga, Prof Haryoko mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi terhadap digelarnya penandatangan kesepakatan damai yang diprakasai oleh Polres Salatiga.

Jalannya pelaksanaan pilpres yang aman, tertib dan damai dikatakan Haryoko juga merupakan harapan pihaknya.

“Kami berharap pelaksanaan pilpres kali ini tidak membuat hubungan persaudaraan dan silahturahmi antara sesama anak bangsa di Salatiga yang telah terjalin baik selama ini menjadi renggang,” kata Haryoko.

Apresiasi positif juga disampaikan ketua tim sukses Jokowi-JK, Teddy Sulistio. Namun demikian, dirinya berharap pelaksanaan pilpres tak hanya dapat berjalan aman dan lancar, namun juga adil.
“Selama ini yang menjadi sumber konflik adalah ketidaknetralan yang dilakukan oleh aparatur negara,” kata Teddy yang juga Ketua DPRD Kota Salatiga ini

(Dian/Sala3Nostalgia)

Berapa Suhu Salatiga Jelang Pilpres? Lini Massa: "Sumpah dinginn...!"

SALATIGA-Sekalipun dukungan antara kedua kubu calon presiden (Capres) Prabowo-Hatta dan Jokowi-Kalla hangat di sosial media. Namun tidak dengan  suhu udara di kota Salatiga beberapa hari ini yang tiba-tiba dingin menusuk.

Sejumlah akun pada lini massa di sosial media, banyak memposting suasana dinginnya suhu tersebut. Suasana Salatiga kali ini berbanding terbalik dengan suasana hangat "Psy War" antara pendukung Capres. 

"Salatiga dingin sumpaaaaaaaahh...", ujar pemilik akun @menyonn.

"dingin dingin menyenangkan... salatiga ga ada duanya..., " ungkap pemilik akun 
@elkodok.

"Dingin sekali sama seperti waktu pertama kali datang di salatiga," ujar pemilik akun @MendyVio.

Sekedar informasi, suhu udara  Salatiga saat minimum diperkirakan bisa mencapai 20 derajat celcius. Namun seiring pertumbuhan kota, kendaraan,serta populasi penduduk. Berangsur-angsur suhu kota ini cenderung hangat.  

(Widi/Sala3Nostalgia)

Mengapa Jumlah TPS di Salatiga Berkurang?

ARGOMULYO - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Salatiga memastikan jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada pilpres nanti akan berkurang dibanding pileg lalu. Hal ini karena akan terjadi penggabungan TPS karena syarat maksimal jumlah pemilih dalam TPS akan ditambah.

Anggota KPU Salatiga Divisi Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih, Pengembangan Organisasi SDM dan Umum Rumah Tangga, Syaemuri, mengatakan, sesuai surat edaran dari KPU Pusat, jumlah pemilih di setiap TPS dalam pilpres bertambah menjadi maksimal 800 orang. Dalam pileg lalu, jumlah pemilih maksimal dalam TPS adalah 500 pemilih.

"Atas dasar surat KPU itu, KPU Salatiga akan menggabungkan TPS dengan pertimbangan efisiensi. Pada pileg lalu jumlah TPS di Salatiga 386, maka pada pilpres berkurang delapan menjadi 378 TPS," kata mantan anggota Panwaslu Salatiga ini. Menurut Syaemuri, penggabungan TPS ini bukan asal menggabungkan tetapidengan pertimbangan tertentu yang melibatkan Panitia Pemungutan Suara (PPS).

Pertimbangan

Pertimbangannya di antaranya memperhatikan partisipasi masyarakat, memudahkan pemilih, memperhatikan aspek geografis, jarak tempuh menuju TPS. Selain itu penggabungan TPS tidak dilakukan bagi pemilih yang berasal dari kelurahan berbeda.

Mengenai permintaan Panwaslu agar KPU menyediakan TPS di sumah sakit, Syaemuri menuturkan, KPU Salatiga sebenarnya siap menjalankan. Hanya saja, hingga kini belum ada petunjuk dari KPU pusat terkait hal itu. Saat ini baru disarankan penyediaan TPS di rumah sakit jiwa.

"Sebaiknya Bawaslu bisa menyampaikan masalah ini ke KPU pusat untuk menerbitkan regulasi pendirian TPS di Rumah sakit. Kami yang di bawah siap menjalankan," katanya.

Sebelumnya, ketua Panwaslu Salatiga Mashuri AK mendesak KPU agar menyediakan TPS di rumah sakit. Sebab pada pemilu legislatif (pileg) lalu, para pasien di sejumlah rumah sakit di Salatiga tidak bisa menggunakan hak pilihnya karena tidak dilayani dengan disediakan TPS

(Widi/SM)

Polisi dan Linmas Bersiap Amankan Pilpres di Salatiga

SALATIGA-Kapolres Salatiga AKBP Dwi Tunggal Jaladri memimpin upacara pergeseran pasukan pengamanan pemilu presiden di Lapangan Mapolres Salatiga, Senin (7/7) pagi. Dalam upacara tersebut, turut hadir kedua Pimpinan Tim Pemenangan Pasangan Capres serta para pejabat Muspida Salatiga.

“Hari ini, seluruh personel pengamanan Pilpres mulai dari unsur TNI, Polri serta Linmas telah siap disebar di semua TPS di Salatiga. Untuk personel polisi ada 385 personel dan Linmas ada 786, semua hadir lengkap,” terang Jaladri.

Jaladri menegaskan, dalam menjalankan tugasnya, Polri harus bersikap netral yang diwujudkan dalam perkataan maupun perbuatan anggota. “Netralitas harga mati bagi anggota polri, jika melanggar sanksi berat menanti,” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, kedua pimpinan tim pemenangan yakni M Teddy Sulistio dari Tim Jokowi-JK serta Prof. Haryoko dari Tim Prabowo-Hatta melakukan penandatanganan ikrar damai yang disaksikan oleh Kapolres, Ketua KPU, Panwaslu serta perwakilan Muspida Salatiga.

(Widi/JWarga)

Jelang Pilpres, Ulama Salatiga Lakukan Doa Bersama



SALATIGA.Doa bersama agar pelaksanaan Pemilu Presiden berjalan aman dan lancar berlangsung di Mushala Kodim 0714/Salatiga, kemarin. Berbagai elemen masyarakat dan personel TNI hadir dalam kegiatan yang dipimpin Ustadz Sertu H Khairi tersebut. Doa bersama itu diawali dengan pembacaan Yasin, tahlil, dan diahiri dengan buka puasa bersama.

Dandim 0714/Salatiga Letkol Arh Tjahjono Prasetyanto melalui Kepala Seksi Personel Kapten Jaswadi menjelaskan, doa bersama menghadirkan tokoh masyarakat dan ulama dari berbagai tempat di wilayah Kodim, yang meliputi Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang.

‘’Masyarakat ingin pilpres ini berjalan damai, aman, dan lancar. Setelah berbagai upaya menciptakan keamanan dilakukan, maka tidak ada salahnya bila permohonan doa juga disampaikan kepada Allah Swt,’’ kata Jaswadi.

Menurutnya, momentum pilpres bersamaan dengan bulan Ramadan diharapkan membawa kesejukan dalam nuansa politik di Tanah Air saat pilpres.

Diakuinya, keluarga TNI dalam hal ini Kodim 0714/Salatiga, juga berdoa agar seluruh personelnya dalam keadaam aman di tempat tugas masing-masing.

Begitu juga dengan keluarganya di rumah. Selama ini para personel dilibatkan dalam pengamanan logistik pilpres, pengamanan TPS, dan pascapenghitungan suara.

(Widi/SM)