Jumat, 08 Agustus 2014

Salatiga dipromosikan Jadi Kota Atletik Dunia

 SALATIGA-Prestasi olahraga atletik di wilayah kota Salatiga patut diperhitungkan, karena sudah banyak atletik yang mencuat ke tingkat dunia. Salatigapun akan dipromosikan menjadi kota atletik dunia.

" Menarik sekali melihat semangat para atlet, saya kira tadi nenek saya yang akan berlari, ternyata benar mereka adalah atlet tapi sudah berusia lanjut. Sebutan boleh buyut tapi dalam atletik bisa mengalahkan saya, kata dia usai membuka secara resmi Pekan Atletik Nasional dan Salatiga Masters Athletics Championship(SMAC) tahun 2014 dihalaman Kantor Walikota Salatiga, Kamis (7/8).

Diakui bahwa salatiga merupakan kota pencetak atletik yang menorehkan harum bangsa di kanca internasional. Kota salatiga akan didorong menjadi kota atletik dunia menjadi hal menarik. Di sini sudah terdapat Jogging track dan media atletik baru. Sehingga kalangan remaja, amatir dan profesional bisa menggunakan fasilitas tersebut.

" Lari bisa bikin awet muda. Bukan hanya lari saja, tapi juga bisa melihat destinasi wisata yang ada. Hal ini dibutuhkan peran serta aktif dalam pembinaan atletik kedepan untuk mencapai prestasi yang tinggi dan memupuk kecintaan terhadap atletik," imbuhnya.

Salatiga Masters Athletics Championship(SMAC) akan mempertandingkan kejuaraan antar master di Indonesia dengan partisipasi atletik master dari luar negari. Event ini akan digelar 3 hari mulai 7-9 Agustus 2014.

Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo beserta Ibu Atikoh Ganjar Pranowo secara langsung membuka kejuaraan ini dengan ditandai penyulutan obor ganesa sebagai maskot ajang ini.

Walikota Salatiga Yulianto SE MM mengatakan dengan diadakannya kejuaraan di salatiga akan menjadi inspirasi berolahraga. Tingkat partisipasi sangat tinggi dari atlet master nasional maupun dunia. Pesertanya ada sejumlah 300 atlet senior dari singapura, malaysia, India, srilangka, thailand, nepal, brunai, cina taipei.

" SMAC akan menjadi ajang olahraga internasional dengan kompetisi yang baik diantara atlet atletik. Diharapkan bisa menginspirasi dan mendorong untuk gemar berolahraga," ujar Yulianto.

Ketua Persatuan Atletik Master Indonesia (PAMI) Pusat Tono Amboro mengajak untuk lebih mencintai olahraga atletik. Kota salatiga akan diwujudkan menjadi kota atletik dunia. Karena kota ini mempunyai potensi untuk mewujudkan atlet atletik berprestasi. Komitmen dan perhatian harus diberikan agar terwujud. Sehingga kita akan terus menjaganya dari generasi ke generasi untuk meraih prestasi tinggi.

Sala3Nostalgia/Dian/Jatengprov

Selasa, 05 Agustus 2014

Anak Salatiga yang Kalahkan Doktor Oxford dikira Piara Tuyul

Belum banyak yang tahu di kota kecil Salatiga terdapat kakak-beradik yang ahli design engineering (rancang teknik) hebat. Nama mereka, Arfi’an Fuadi dan M. Arie Kurniawan, mulai jadi pembicaraan setelah menang lomba tingkat dunia di Amerika Serikat. Padahal, mereka hanya lulusan SMK.

***

SUASANA ruang tamu di rumah Arfi’an Fuadi, 28, di Jalan Canden, Salatiga, Jawa Tengah, masih dipenuhi nuansa Idul Fitri. Jajanan Lebaran seperti kacang, nastar, dan kue kering memenuhi meja untuk menjamu tamu yang berkunjung.

Di sebelah ruang tamu terdapat ruangan yang lebih kecil. Di dalamnya ada tiga unit komputer. Rupanya, di ruangan kecil itulah Arfi –panggilan Arfi’an Fuadi– bersama sang adik M. Arie Kurniawan dan dua karyawannya mengeksekusi order design engineering dari berbagai negara.

Kiprah dua bersaudara itu di dunia rancang teknik internasional tak perlu diragukan lagi. Tahun lalu Arie memenangi kompetisi tiga dimensi (3D) design engineering untuk jet engine bracket (penggantung mesin jet pesawat) yang diselenggarakan General Electric (GE) Amerika Serikat. Arie mengalahkan sekitar 700 peserta dari 56 negara.

”Lomba ini membuat alat penggantung mesin jet seringan mungkin dengan tetap mempertahankan kekuatan angkut mesin jet seberat 9.500 pon. Saya berhasil mengurangi berat dari 2 kilogram lebih menjadi 327 gram saja. Berkurang 84 persen bobotnya,” ungkap Arie ketika ditemui di rumah kakaknya, Senin (4/8).

Yang membanggakan, Arie mengalahkan para pakar design engineering yang tingkat pendidikannya jauh di atas dirinya. Misalnya, juara kedua diraih seorang PhD dari Swedia yang bekerja di Swedish Air Force. Sedangkan yang nomor tiga lulusan

Sekilas memang tak masuk akal. Bagaimana bisa seorang lulusan SMK yang belum pernah mendapatkan materi pendidikan CAD (computer aided design) mampu mengalahkan doktor dan mahasiswa S-3 yang bekerja di perusahaan pembuat pesawat? CAD adalah program komputer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu produk.

Rupanya, ilmu utak-atik desain teknik itu diperoleh dan didalami Arie dan kakaknya, Arfi, secara otodidak. Hampir setiap hari keduanya melakukan berbagai percobaan menggunakan program di komputernya. Mereka juga belajar dari referensi-referensi yang berserak di berbagai situs tentang design engineering.

”Terus terang dulu komputer saja kami tidak punya. Kami harus belajar komputer di rumah saudara. Lama-lama kami jadi menguasai. Bahkan, para tetangga yang mau beli komputer, sampai kami yang disuruh ke toko untuk memilihkan,” kenang Arfi.

Sebelum menjadi profesional di bidang desain teknik, dua putra keluarga A. Sya’roni itu ternyata harus banting tulang bekerja serabutan membantu ekonomi keluarga. Arfi yang lulusan SMK Negeri 7 Semarang pada 2005 pernah bekerja sebagai tukang cetak foto, di bengkel sepeda motor, sampai jualan susu keliling kampung. Sang adik juga tak jauh berbeda, jadi tukang menurunkan pasir dari truk sampai tukang cuci motor. ”Kami menyadari, penghasilan orang tua kami pas-pasan. Mau tidak mau kami harus bekerja apa saja asal halal,” tutur Arfi.

Baru pada 2009 Arfi bisa menyalurkan bakat dan minatnya di bidang program komputer. Pada 9 Desember tahun itu dia memberanikan diri mendirikan perusahaan di bidang design engineering. Namanya D-Tech Engineering Salatiga. Saksi bisu pendirian perusahaan tersebut adalah komputer AMD 3000+. Komputer itu dibeli dari uang urunan keluarga dan gaji Arfi saat masih bekerja di PT Pos Indonesia.

”Gaji saya waktu itu sekitar Rp 700 ribu sebagai penjaga malam kantor pos. Lalu ada sisa uang beasiswa adik dan dibantu bapak, jadilah saya bisa membeli komputer ini,” kenangnya.

Setelah berdiskusi dengan sang adik, Arfi pun menetapkan bidang 3D design engineering sebagai fokus garapan mereka. Sebab, dia yakin bidang itu booming dalam beberapa tahun ke depan. ”Kami pun langsung belajar secara otodidak aplikasi CAD, perhitungan material dengan FEA (finite element analysis), dan lain-lain,” jelasnya.

Tak lama kemudian, D-Tech menerima order pertama. Setelah mencari di situs freelance, mereka mendapat pesanan desain jarum untuk alat ukur dari pengusaha Jerman. Si pengusaha bersedia membayar USD 10 per set. Sedangkan Arfi hanya mampu mengerjakan desain tiga set jarum selama dua minggu.

”Kalau sekarang mungkin bisa sepuluh menit jadi. Dulu memang lama karena kalau mau download atau kirim e-mail harus ke warnet dulu. Modem kami dulu hanya punya kecepatan 2 kbps. Hanya bisa untuk lihat e-mail.”

Di luar dugaan, garapan D-Tech menuai apresiasi dari si pemesan. Sampai-sampai si pemesan bersedia menambah USD 5 dari kesepakatan harga awal. ”Kami sangat senang mendapat apresiasi seperti itu. Dan itulah yang memotivasi kami untuk terus maju dan berkembang,” tegas Arfi.

Sejak itu order terus mengalir tak pernah sepi. Model desain yang dipesan pun makin beragam. Mulai kandang sapi yang dirakit tanpa paku yang dipesan orang Selandia Baru sampai desain pesawat penyebar pupuk yang dipesan perusahaan Amerika Serikat.

”Pernah ada yang minta desain mobil lama GT40 dengan handling yang sama. Untuk proyek itu, si pemilik sampai harus membongkar komponen mobilnya dan difoto satu-satu untuk kami teliti. Jadi, kami yang menentukan mesin yang harus dibeli, sasisnya model bagaimana dan seterusnya. Hasilnya, kata si pemesan, 95 persen mirip,” jelasnya.

Selama lima tahun ini, D-Tech telah mengerjakan sedikitnya 150 proyek desain. Tentu saja hasil finansial yang diperoleh pun signifikan. Mereka bisa membangun rumah orang tuanya serta membeli mobil. Tapi, di sisi lain, capaian yang cukup mencolok itu sempat mengundang cibiran dan tanda tanya para tetangga.

”Kami dicurigai memelihara tuyul. Soalnya, pekerjaannya tidak jelas, hanya di rumah, tapi kok bisa menghasilkan uang banyak. Mereka tidak tahu pekerjaan dan prestasi yang kami peroleh,” cerita Arfi seraya tertawa.

Sayangnya, dari 150 proyek itu, hanya satu yang dipesan klien dalam negeri. ”Satu-satunya klien Indonesia adalah dari sebuah perusahaan cat. Mereka beberapa kali memesan desain mesin pencampur cat,” lanjutnya.

Meski punya segudang pengalaman dan diakui berbagai perusahaan internasional, Arfi dan Arie masih belum bisa berkiprah di desain teknik Indonesia. Penyebabnya, mereka hanya berijazah SMK. ”Kalau ditanya apakah tidak ingin membantu perusahaan nasional, kami tentu mau. Tapi, apakah mereka mau? Di Indonesia kan yang ditanya pertama kali lulusan apa dan dari universitas mana,” ujarnya.

Stigma ”hanya berijazah SMK” ditambah sistem pendidikan Indonesia yang dinilai kurang adil itulah yang ikut mengandaskan keinginan Arie melanjutkan pendidikan ke jenjang S-1 di Teknik Elektro Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Arie tidak bisa masuk jurusan itu karena hanya lulusan SMK mekanik otomotif.

”Saya ingin kuliah di jurusan itu karena ingin memperdalam ilmu elektro. Kalau mesin saya bisa belajar sendiri. Tapi, saya ditolak karena kata pihak Undip jurusannya tidak sesuai dengan ijazah saya. Padahal, lulusan SMA yang sebenarnya juga tidak sesuai diterima. Ini kan tidak adil namanya,” cetus Arie.

Meski ditolak, Arie tidak kecewa. Bersama sang kakak, dia tetap ingin menunjukkan prestasi yang mengharumkan nama bangsa. Dan itu telah dibuktikan dengan menjuarai kompetisi design engineering di Amerika yang diikuti para ahli dari berbagai negara. Selain itu, mereka tak segan-segan menularkan ilmunya kepada anak-anak muda agar melek teknologi 3D design engineering.

”Ada beberapa anak SMK yang datang ke kami untuk belajar. Sekarang ada yang sudah kerja di bidang itu. Ada juga yang bakal ikut kompetisi Asian Skills Competition sebagai peserta termuda,” jelasnya.

Mereka juga punya keinginan mengembangkan teknologi energi terbarukan. Salah satunya dengan mengembangkan desain pembangkit listrik tenaga angin. ”Kami bekerja sama dengan anak-anak SMK untuk mengembangkan biodiesel dari minyak jelantah. Lalu, Mas Ricky Elson (pembuat mobil listrik yang dibawa Dahlan Iskan dari Jepang, Red) pernah menghubungi lewat Facebook, ingin menjalin kerja sama dengan kami. Tentu saja kami terima,” ungkapnya.

Dengan semua upaya itu, mereka punya satu impian, yakni mengembangkan sumber daya lokal Salatiga untuk menjadikan kota kecil itu pusat pengembangan manufaktur teknologi kelas dunia. Layaknya Silicon Valley di San Francisco, Amerika Serikat.

”Kami ingin membuktikan bahwa Indonesia bisa menjadi pusat industri manufaktur dunia. Terlebih lagi, teknologi 3D printing bakal menjadi tulang punggung industri masa depan.
Oxford University yang kini bekerja di Airbus. ”Padahal, saya hanya lulusan SMK Teknik Mekanik Otomotif,” jelas Arie.

Dian/Sala3Nostalgia/JWPos

Senin, 28 Juli 2014

Relawan Salatiga Dapat Apresiasi Setelah Bantu Mengatur Arus Mudik

SALATIGA-Tim relawan dan kalangan masyarakat membantu petugas Kepolisian Resort Salatiga mendapat sambutan positif dari para pemudik.  Tim relawan dibantu organisasi lain seperti PMI,RAPI,KRI Kota salatiga.

Koordinator relawan Pujo Santoso, atau yang akrab di panggil Pujo Omponk trc Minggu malam ( 27/7) pukul 00.00 WIB, mengatakan, Aksi sosial yang tergabung dari beberapa tim relawan yakni dari RAPI,PMI dan KRI kota salatiga selalu berjalan beriringan dalam menggelar kegiatan sosial dan kemanusiaan di kota salatiga.

"Kami selalu berjalan beriringan dalam melakukan aksi sosial kemanusian ini, aksi sosial ini kami lakukan dengan penuh ke ikhlasan dan tanpa pamrih sebagai bentuk kepedulian kami terhadap masyarakat," Ungkap Pujo Omponk.

Selain itu tim Biker salatiga yg di komando oleh Bagas, juga selalu exis dalam mengikuti kegiatan social yg diselenggarakan PMI,KRI dan RAPI. "Saya sangat bangga dengan tingginya rasa kepedulian teman teman biker yang selalu dengan semangat dan exis dalam melakukan aksi sosial membantu masyarakat," ujar Tri , Kepala PMI Salatiga.

Salah salah seorang pemudik dari solo yang saat melintas di JLS mengalami ban bocor mengacungkan jempol terhadap para relawan yang dengan cepat membantu.

"Saya sangat salut dengan para relawan,kiranya hal ini perlu dicontoh, para relawan dengan ikhlas dalam melakukan aksi sosial membantu masyarakat, walau tanpa di gaji dan tidak meminta upah/bayaran saat melakukan aksi sosialnya," ungkapnya.

Salah seorang relawan KRI Salatiga, Gogon menambahkan, Jelang lebaran ini dirinya beserta para relawan selalu stay di Posko untuk membantu masyarakat.

"Saya dan teman teman relawan selalu stay di posko, bahkan sudah 4 hari ini saya dan teman teman tidak pulang,  namun kami sangat bangga bisa membantu masyarakat dengan tanpa pamrih, aksi sosial ini akan terus kami lakukan demi mewujudkan rasa kemanusian di Negeri ini khususnya di kota Salatiga," tambahnya.

Sala3Notalgia/Dian


Jumat, 25 Juli 2014

Ini Mencoreng Nama Salatiga : Kasus Korupsi Stadion Kridanggo Diusut


SALATIGA-Kita sangat menyayangkan sejumlah kasus korupsi makin marak di Salatiga. Setelah beberapa waktu lalu kasus korupsi Jalan Lingkar Selatan (JLS) bergema, kini kasus lain yakni korupsi stadion Kridanggo kembali terbongkar. 

Dua terdakwa korupsi Stadion Kridanggo Salatiga, Agus Yuniarto dan  Joni Setiabudi, akan segera duduk di kursi pesakitan Pengadilan Tipikor Semarang. Ini dipastikan, setelah Kejari Salatiga melimpahkan berkas perkara keduanya ke pengadilan.

"Berkas berpakaranya sudah diterima pengadilan, Senin kemarin," kata Humas Pengadilan Tipikor Semarang, Gatot Susanto, Jumat (25/5).

Disampaikan, berkas keduanya diterima terpisah. Untuk Joni Setiabudi berkas perkaranya bernomor 76/Pid.Sus/PN.Tipikor.Smg/2014, sementara untuk Agus Yuniarto 77/Pid.Sus/PN.Tipikor.Smg/2014.
"Pengadilan juga sudah menetapkan majelis hakim untuk keduanya, tinggal menunggu jadwal sidang," sambung dia.

Dalam perkara dugaan korupsi pembangunan Stadion Kridanggo Salatiga, penyidik Kejati Jateng menetapkan dua orang tersangka. Mereka, rekanan atau pihak ketiga yang juga pemilik PT. Tegar Arta Kencana, Agus Yuniarto, dan mantan Bendahara KONI Salatiga, Joni Setiabudi.

Anggaran pembangunan dalam proyek ini sebesar Rp 3,94 miliar, yang berasal dari Kementerian Pemuda dan Olahraga. Pengerjaan proyek tersebut diketahui tidak sesuai perjanjian dan acuan teknis. Selain itu, terdapat beberapa jenis pekerjaan yang tidak digarap rekanan, sehingga mengakibatkan kerugian negara sekitar Rp 700 juta. (*)

Sala3Nostalgia/Dian

Waspada Jalur Bawen Salatiga Ada Penyempitan


SALATIGA-Pengemudi harap berhati-hati melintasi jalur Bawen-Salatiga, karena ada beberapa titik penyempitan. Jalan lingkar selatan Kota Salatiga bisa menjadi pilihan melintas. Selain itu  waspadai antrean kendaraan memanjang di lampu merah perempatan arah Kopeng.

Pada jalur tersebut, sejumlah posko mudik terdapat di beberapa titik. Baik posko mudik bantuan maupun posko keamanan. Posko pengamanan TNI-Polri bisa ditemui di tepat setelah pintu keluar tol Bawen.Sejumlah pengguna jalan tampak memadati SPBU Tuntang untuk beristirahat.

Sala3Nostalgia/Dian

Kamis, 24 Juli 2014

Menelusuri Jejak Makam Misterius Desa Sugihwaras Salatiga

Kewingitan Gumuk Jimbrek, Salatiga sampai sekarang masih cukup diakui. Terutama bagi kalangan spiritualis dan ahli laku spiritual. Karenanya di tempat ini masih diyakini punya yoni untuk ritual khusus seperti ngalab berkah.

Salah satu mitos yang masih dipatuhi masyarakat, bahwa gumuk angker ini adalah tempat wahana mistik menaikan pangkat para pejabat. Benarkah? Keberadaan gumuk yang berada di Desa Sugihwaras, Salatiga ini sangat terkait dengan mitos dan kepahlawanan Pangeran Diponegoro.

Disebut Gumuk, berarti gudukan tanah tinggi menyerupai bukit kecil. Sedangkan jimbrek, diidentikan dengan jembeg yang berarti becek dan kotor. Namun, pengertian ini lebih mendekati nuansa mistis sehingga kata lain disebut artian gumuk angker.

Cerita Gumuk Jimbreg, memang cukup menggiriskan warga sekitarnya. Betapa tidak ! mereka banyak yang percaya bahwa di lahan ini merupakan sarangnya bangsa dedemit. Hingga suatu waktu muncul siluman ular dan bangsa lelembut lainnya.

Karena situasi wingit inilah beberapa warga petani yang berada di sekitar gumuk mengaku selalu dicekam rasa ketakutan, was-was, bahwa setiap kali kambingnya tiba-tiba lenyap bila masuk di areal ini.

Mitos kewingitan ini terkait dengan sebuah cerita rakyat yang berkembang di masyarakat Salatiga, diawali oleh keberadaan seorang tokoh yang bernama Ki Ajar Sampoerna. Namun menurut Eyang Karto, 65 tahun, juru kunci gumuk jimbrek, Ki Ajar adalah salah satu guru spiritual Bung Karno.

Namun, versi lain ada yang menyebut tokoh ini adalah salah satu prajurit panglima perang Pangeran Diponegoro. Betulkah demikian? Dikisahkan pada perang sakral (1835-1836) itu terjadi di wilayah Jateng secara keseluruhan.


Pengeran Diponegoro menerapkan siasat bergerilya sehingga Belanda dibuat kocar-kacir. Hingga siasat licik Kapten Tack akhirnya berhasil menawan beliau dan dibuangnya dalam pengasingan.

Dan, mitos kekeramatan gumuk ini sampai sekarang masih sangat dipercayai oleh peziarah. Bahkan, ada semacam kepercayaan bahwah banyak yang nyadran di makam ini berhasil mencapai apa yang dimohonkan. Eyang Karto sendiri menegaskan jika keberhasilan para peziarah itu sudah tidak terhitung lagi.

Buktinya diantara peziarah banyak yang kembali untuk menggelar selamatan berupa menyembelih kambing di makam ini. Puncaknya, pada saat haul yang diadakan pada malam Suroan. “Peziarah yang berhasil akan datang ke tempat ini kembali sebagai tanda bahwa nadarnya telah terkabul,” kata Eyang Karto.

Bapak tua yang satu keluarganya hidup diabdikan untuk merawat wasilah ini menyebutkan jika tujuan para peziarah ini sangat beragam. Ada yang hanya lelaku batin artinya cuma mencari solusi berupa ketenangan baru, untuk penyembuhan penyakit, laku spiritual sebagai tuntutan seorang musyafir.

Namun, ada juga yang meminta agar diberi kesuksesan dalam berkerja, disayang atasan, dan cepat naik pangkat dalam meniti karirnya.Namun, umumnya para pelaku spiritual mempercayai bawha makam ini khusus untuk berburu berkah bagi calon pejabat dan pengusaha.

“Para peziarah yang lelaku di sini syaratnya cuma sederhana saja. Cukup membawa kembang telon dan dupa. Biasanya mereka ini puasa minimal sehari semalam. Sambil berdoa di makam sesuai dengan maksud dan tujuannya,” ujarnya.

Ritual ini dipercayai sebagai bentuk komunikasi gaib pelaku pada penghuni makam. “Maka lewat kemapunya ilmu himah Ki Ajar dan Eyang Diponegioro dan Bung Karno mudah-mudahan berkah itu bisa terkabulkan,” tambahnya Eyang Karto.

Sala3Nostlagia

Wah, Tiga Titik Jalan di Salatiga ini Rawan Kecelakaan


SALATIGA – Bagi para pemudik yang ingin kembali ke kampung halaman Salatiga atau yang melalui jalur salatiga dari berbagai daerah sebaiknya hati-hati. Ada tiga titik jalan yang paling rawan kecelakaan di Salatiga, Jawa Tengah. 

Kasatlantas Polres Salatiga, AKP Faturrahman menjelaskan, ketiga titik lokasi rawan kemacetan tersebut adalah di titik pintu masuk keluar JLS-Glotongan, pintu JLS- Cebongan dan pusat perbelanjaan di sekitar Jalan Jenderal Sudirman.

Menurut Faturrahman. daerah tersebut rawan karena pada malam hari di JLS  minim lampu penerang jalan.“Sebagai antisipasi, kami sudah menyiagakan personel di tiga lokasi rawan tersebut,” katanya, Jumat (25/7).

Para pemudik diminta mewaspadai tiga titik rawan kemacetan dan satu titik lokasi rawan terjadinya kecelakaan di Jalur Lintas Salatiga (JLS), Jawa Tengah. Sejumlah antisipasi sudah dilakukan agar pemudik tetap nyaman melintas di jalur tersebut.

Selain itu, kata Faturrahman yang harus diwaspadai pemudik di sepanjang JLS adalah di turunan lampu merah Umbulrejo yang merupakan salah satu titik lokasi rawan kecelakaan. Untuk mengantisipasi pihaknya akan menambah rambu dan penerang jalan.


Sala3nostalgia/Dian